Senin, 10 Desember 2012

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN EMOSIONAL REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Remaja mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menuju dewasa. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Pada masa ini status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.
Masa remaja termasuk masa penentuan, karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Perubahan fisik pada masa remaja juga disertai dengan perubahan psikologi yang disebabkan adanya pengaruh hormone. Pertambahan hormon dari kelenjar adrenalin akan membuat remaja cenderung membangkang dan memiliki sifat memberontak. Sementara itu, perubahan psikologi yang dialami remaja pada masa pubertas meliputi perkembangan kepribadian dan emosional. Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Pada masa ini kepribadian dan emosi anak mulai tumbuh dan berkembang sehingga timbul kepercayaan diri dan mulai menemukan jati dirinya. Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan emosi ini erat kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjadi pada remaja. Stres emosional yang timbul berasal dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.
Emosi remaja berada dalam situasi sturm und drung sebab belum stabil dan mencapai kematangan pribadi secara dewasa. Menurut Gesell, dkk, remaja 14 tahun seringkali mudah marah, mudah dirangsang, emosinya cenderung meledak, dan tidak berusaha mengendalikan perasaannya (Hurlock, 1993) karena emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pada perilaku yang realistis. Remaja merupakan masa kritis bagi pembentukan kepribadian. Remaja yang sedang dalam masa pancaroba ini apabila tidak mendapat bimbingan serta suasana lingkungan yang baik dapat menjurus pada berbagai kelainan tingkah laku, kenakalan, bahkan sampai melibatkan diri pada tindak kejahatan.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan remaja?
2.      Bagaimana proses perkembangan keprbadian dan emosional remaja?
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Remaja
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Remaja mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menuju dewasa. Dari sinilah terjadi peralihan dari ketergantungan menjadi lebih mandiri. Masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa , yang di awali dengan pubertas. pada masa ini terjadi perubahan fisik,sosial , maupun emosional . Remaja ( adolesence ) berasal daribahasa Latin yang berarti tumbuh ke arah yang lebih matang (Muss, 1968)
Secara umum, kriteria remaja dikelompokan menjadi 3 golongan yaitu:
1. Remaja awal : usia 10 - 14 tahun
2. Remaja madya : usia 15 - 18 tahun
3. Remaja akhir : usia 19 - 24 tahun
Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar. Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukantindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi olehtekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991). Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993;Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dansikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus,dan sebagainya (Conger, 1991).
 Karakteristik Perkembangan remaja, meliputi:
1.      Perkembangan Fisik
Perkembangan Fisik di tandai dengan pertumbuhan fisik yang sangat pesat. perkembangan seksualitas berupa munculnya tanda-tanda seksual primer dan sekunder.
a. Tanda seks primer. menunjukan matangnya organ seksual.
pada pria di tandai dengan mimpi basah (nocturale emission), sedangkan pada wanita dengan menarch (haid pertama).
b. Tanda seks sekunder.
Tanda-tanda tersebut adalah
Perempuan
·                 Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak
·                 Payudara membesar
·                 Ukuran pinggul bertambah besar
·                 Kelenjar sebasea semakin aktif sehingga munculnya jerawat
Pria
·                 Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak
·                 Terjadi perubahan suara
·                 Tumbuhnya kumis dan jakun
·                 Kelenjar sebasea semakin aktif sehingga munculnya jerawat
·                 Otot tubuh, kaki, dan tangan membesar
2.      Perkembangan Kognitif:
Remaja mampu berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Misalnya, gagasan tentang sistem keadilan. Pada anak, sistem keadilan cenderung dikaitkan dengan polisi atau hakim, sedangkan pada remaja, sistem keadilam merupakan suatu aspek kepedulian terhadap hak-hak warga masyarakat.
3.      Perkembangan emosi:
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja.
4.      Perkembangan Sosial:
Remaja mulai memiliki social cognition,yaitu kemampuan untuk mengenal orang lain, serta conformitiy yaitu kecendrungan untuk mengikuti opini, pendapat, nilai, dan hobi orang lain (teman sebaya)
5.      Perkembangan Moral:
Remaja sudah lebih matang di banding anak-anak mengenai nilai moral/ konsep-konsep moralitas (mis, kejujuran, keadilan,kesopanan, dan kedisiplinan).
6.      Perkembangan Kepribadian:
Secara bertahap, remaja mulai menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini di pengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri.
B.     Perkembangan Kepribadian dan Emosional Remaja
1.      Perkembangan Kepribadian Remaja
Apakah kepribadian itu? Siapa yang beum pernah menyadari bagaimana sulitnya menerangkan kata-kata, seperti cinta, tabiat dan kebahagiaan? Kata kepribadian (personality) sesungguhnya berasal dari bahasa latin persona, kata persona ini menunjuk pada topeng biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman romawi dalam memainkan peranan-peranannya. Kata personality berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu tersebut diharapkan beringkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya (Koswara, 1991:10)
Newcomb (1950: 344-345), yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi dari sikap-sikap (predisposisions), yang dimilki seseorang sebagi latar belakang terhadap prikelakuan. Kepribadian menunjuk pada organisasi dari sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berfikir dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.
Definisi determatik menganggap kepribadian sebagai keadadan internal individu, sebagai organisasi proses dan struktur dalam diri seseorang: “kepribadian adalah apa yang menentukan perilaku dalam situasi yang ditetapkan dan dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan” (Cattel, 1965:27). Atau, seperti yang dikemukakan Allport, “Kepribadian terletak dibalik tindakan tertentu dan dalam individu; dan sistem yang menyusun kepribadian dalam segala hal dalah kecenderungan yang menentukan” (Allport,1971).
Menurut Erikson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian idetitas diri. Secara bertahap, remaja mulai menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini di pengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri. Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.

2.      Perkembangan Emosional Remaja
Menurut English and English emosi adalah “ A complex feeling state accompanied by characteristic motor and glandular activities “, yaitu suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris. Menurut Crow & Crow (1958) pengertian emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.
Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi, diantaranya terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya. Fase pubertas ini berkisar dari usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 16 tahun (Hurlock, 1992) dan setiap individu memiliki variasi tersendiri. Masa pubertas sendiri berada tumpang tindih antara masa anak dan masa remaja, sehingga kesulitan pada masa tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami kesulitan menghadapi fase-fase perkembangan selanjutnya. Pada fase itu remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak baik pada bentuk fisik (terutama organ-organ seksual) dan psikis terutama emosi.          
Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya.
Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif  yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif.
Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun
ü Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
ü Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
ü Kemarahan biasa terjadi
ü Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri.
ü Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif

Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
ü “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa
ü Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
ü Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka

Sejumlah penelitian tentang emosi remaja menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dimana itu menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Kemampuan mengingat juga mempengaruhi reaksi emosional. Dan itu menyebabkan anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa , yang di awali dengan pubertas. Pada masa ini terjadi berbagai pekembangan baik secara fisik maupun psychologi. Perkembangan fisik dapat dikenali secara kasat mata dengan melihat perubahan organ-organ sex baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan perkembangan psychologikal meliputi perkembangan kepribadian dan emosional.
2.      Perkembangan kepribadian remaja Secara bertahap, dimulai dengan menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini di pengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri. Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Tindakan untuk menemukan identitas diri ini karena remja ingin diakui keberadaannya dalam lingkungannya, sehingga remaja melakukan berbagai cara untuk menunjukan eksistensinya.
3.      Puncak emosionalitas remaja berpengaruh pada perkembangan organ seksualnya. Remaja cenderung sensitif dan reaktif, emosi negatif, dan tempramental ( misalnya,mudah tersinggung, marah atau sedih). Untuk mencapai kematangan emosionalnya , remaja memerlukan lingkungan yang kondusif, yaitu hubungan yang harmonis , saling menghargai, dan mempercayai. Kegagalan menyesuaikan diri dengan lingkungan menyebabkan remaja menjadi agresif atau melarikan diri dari kenyataan.




DAFTAR PUSTAKA

Alport, Gordon, Personality, a Psychological Interpretation, Constable & Co. Ltd, London, 1971.
Crow, lester D.&Alice Crow, Educational Psychology, american Book company, New York, 1958.
HurlockB.Elizabeth, Psikologi perkembangan, Jakarta, Erlangga.
Koeswara, E, Teori-teori kepribadian, PT Eresco, Bandung, 1991.
Papalia, D. E. & Olds, S. W. 1998. Human Development. Ed. ke-7. New York. McGraw-Hill.

1 komentar: