BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Remaja
adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu berkembang dari
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan seksual. Remaja mengalami perkembangan psikologi dan pola
identifikasi dari anak-anak menuju dewasa. Pada umumnya remaja didefinisikan
sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara
umur 12 tahun sampai 21 tahun. Pada masa ini status individu tidak jelas dan
terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.
Masa
remaja termasuk masa penentuan, karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak
perubahan pada psikis dan fisiknya. Perubahan fisik pada masa remaja juga
disertai dengan perubahan psikologi yang disebabkan adanya pengaruh hormone.
Pertambahan hormon dari kelenjar adrenalin akan membuat remaja cenderung
membangkang dan memiliki sifat memberontak. Sementara itu, perubahan psikologi yang
dialami remaja pada masa pubertas meliputi perkembangan kepribadian dan
emosional. Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara
individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik (Papalia
& Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja
adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri
adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup
(Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Pada
masa ini kepribadian dan emosi anak mulai tumbuh dan berkembang sehingga timbul
kepercayaan diri dan mulai menemukan jati dirinya. Perkembangan emosi
pada remaja ditandai dengan
emosi yang tidak stabil dan penuh gejolak.
Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat.
Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa
remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang
luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa
jam untuk hal yang sama. Perubahan
emosi ini erat kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjadi pada remaja.
Stres emosional yang timbul berasal dari perubahan fisik yang cepat dan luas
yang terjadi sewaktu pubertas.
Emosi
remaja berada dalam situasi sturm und drung sebab belum stabil dan mencapai
kematangan pribadi secara dewasa. Menurut Gesell, dkk, remaja 14 tahun
seringkali mudah marah, mudah dirangsang, emosinya cenderung meledak, dan tidak
berusaha mengendalikan perasaannya (Hurlock, 1993) karena emosi remaja lebih
kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pada perilaku yang realistis. Remaja
merupakan masa kritis bagi pembentukan kepribadian. Remaja yang sedang dalam
masa pancaroba ini apabila tidak mendapat bimbingan serta suasana lingkungan
yang baik dapat menjurus pada berbagai kelainan tingkah laku, kenakalan, bahkan
sampai melibatkan diri pada tindak kejahatan.
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa
yang dimaksud dengan remaja?
2. Bagaimana
proses perkembangan keprbadian dan emosional remaja?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Remaja
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan
dan perkembangan dimana individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
Remaja mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menuju
dewasa. Dari sinilah terjadi peralihan dari ketergantungan menjadi lebih
mandiri. Masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa , yang di awali dengan pubertas. pada masa ini
terjadi perubahan fisik,sosial , maupun emosional . Remaja ( adolesence )
berasal daribahasa Latin yang berarti tumbuh ke arah yang lebih matang (Muss,
1968)
Secara umum, kriteria remaja
dikelompokan menjadi 3 golongan yaitu:
1. Remaja awal : usia 10 - 14 tahun
2. Remaja madya : usia 15 - 18 tahun
3. Remaja akhir : usia 19 - 24 tahun
Dibanding
pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah
seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger,
1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran
kelompok teman sebaya adalah besar. Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam
menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap
perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukantindakannya sendiri, namun
penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi olehtekanan dari
kelompok teman sebaya (Conger, 1991). Kelompok teman sebaya diakui dapat
mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya
(Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993;Papalia &
Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok
teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi
dansikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi
sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik,
musik atau film apa yang bagus,dan sebagainya (Conger, 1991).
Karakteristik Perkembangan remaja, meliputi:
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan Fisik di tandai dengan
pertumbuhan fisik yang sangat pesat. perkembangan seksualitas berupa munculnya
tanda-tanda seksual primer dan sekunder.
a. Tanda seks primer. menunjukan
matangnya organ seksual.
pada pria di tandai dengan mimpi
basah (nocturale emission), sedangkan pada wanita dengan menarch (haid
pertama).
b. Tanda seks sekunder.
Tanda-tanda tersebut adalah
Perempuan
·
Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak
·
Payudara membesar
·
Ukuran pinggul bertambah besar
·
Kelenjar sebasea semakin aktif sehingga munculnya jerawat
Pria
Pria
·
Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak
·
Terjadi perubahan suara
·
Tumbuhnya kumis dan jakun
·
Kelenjar sebasea semakin aktif sehingga munculnya jerawat
·
Otot tubuh, kaki, dan tangan membesar
2. Perkembangan Kognitif:
Remaja mampu berfikir logis tentang berbagai gagasan yang
abstrak. Misalnya, gagasan tentang sistem keadilan. Pada anak, sistem keadilan
cenderung dikaitkan dengan polisi atau hakim, sedangkan pada remaja, sistem
keadilam merupakan suatu aspek kepedulian terhadap hak-hak warga masyarakat.
3. Perkembangan emosi:
Peningkatan
emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan
sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja.
4. Perkembangan Sosial:
Remaja mulai memiliki social
cognition,yaitu kemampuan untuk mengenal orang lain, serta conformitiy
yaitu kecendrungan untuk mengikuti opini, pendapat, nilai, dan hobi orang lain
(teman sebaya)
5. Perkembangan Moral:
Remaja sudah lebih matang di banding
anak-anak mengenai nilai moral/ konsep-konsep moralitas (mis, kejujuran,
keadilan,kesopanan, dan kedisiplinan).
6. Perkembangan Kepribadian:
Secara bertahap, remaja mulai
menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini di pengaruhi oleh iklim
keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri.
B. Perkembangan Kepribadian dan
Emosional Remaja
1. Perkembangan Kepribadian Remaja
Apakah
kepribadian itu? Siapa yang beum pernah menyadari bagaimana sulitnya
menerangkan kata-kata, seperti cinta, tabiat dan kebahagiaan? Kata kepribadian
(personality) sesungguhnya berasal
dari bahasa latin persona, kata
persona ini menunjuk pada topeng biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman
romawi dalam memainkan peranan-peranannya. Kata personality berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran
sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya,
kemudian individu tersebut diharapkan beringkah laku berdasarkan atau sesuai
dengan gambaran sosial yang diterimanya (Koswara, 1991:10)
Newcomb
(1950: 344-345), yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi dari sikap-sikap
(predisposisions), yang dimilki seseorang sebagi latar belakang terhadap
prikelakuan. Kepribadian menunjuk pada organisasi dari sikap-sikap seseorang
untuk berbuat, mengetahui, berfikir dan merasakan secara khusus apabila ia
berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.
Definisi
determatik menganggap kepribadian sebagai keadadan internal individu, sebagai
organisasi proses dan struktur dalam diri seseorang: “kepribadian adalah apa
yang menentukan perilaku dalam situasi yang ditetapkan dan dalam kesadaran jiwa
yang ditetapkan” (Cattel, 1965:27). Atau, seperti yang dikemukakan Allport,
“Kepribadian terletak dibalik tindakan tertentu dan dalam individu; dan sistem
yang menyusun kepribadian dalam segala hal dalah kecenderungan yang menentukan”
(Allport,1971).
Menurut Erikson masa remaja adalah
masa terjadinya krisis identitas atau pencarian idetitas diri. Secara bertahap,
remaja mulai menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini di pengaruhi oleh
iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri. Masa remaja
disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha
pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku
coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan
identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion,
sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan
menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.
2. Perkembangan Emosional Remaja
Menurut English and English emosi adalah “ A complex feeling state
accompanied by characteristic motor and glandular activities “, yaitu suatu
keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar
dan motoris. Menurut Crow & Crow (1958)
pengertian emosi adalah pengalaman
afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan
mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang
disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.
Masa remaja dikenal dengan masa
storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan
pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi,
diantaranya terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan
terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya. Fase
pubertas ini berkisar dari usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 16 tahun
(Hurlock, 1992) dan setiap individu memiliki variasi tersendiri. Masa pubertas
sendiri berada tumpang tindih antara masa anak dan masa remaja, sehingga
kesulitan pada masa tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami kesulitan
menghadapi fase-fase perkembangan selanjutnya. Pada fase itu remaja mengalami
perubahan dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak
baik pada bentuk fisik (terutama organ-organ seksual) dan psikis terutama
emosi.
Pergolakan emosi yang terjadi pada
remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat
tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas
yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan
lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di
sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di
sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja
seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya
tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri
remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya.
Mengingat bahwa masa remaja
merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman
sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang
lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan
emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana
remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan
dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan,
dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan
waktu dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin
dengan lancar dan efektif.
Biehler
(1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia
12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
Ciri-ciri emosional usia 12-15
tahun
ü Cenderung
banyak murung dan tidak dapat diterka
ü Bertingkah
laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
ü Kemarahan
biasa terjadi
ü Cenderung
tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri.
ü Mulai
mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
Ciri-ciri emosional
remaja usia 15-18 tahun
ü “Pemberontakan”
remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak
menuju dewasa
ü Banyak
remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
ü Sering
kali melamun, memikirkan masa depan mereka
Sejumlah penelitian tentang emosi remaja
menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan
dan faktor belajar. Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam
mempengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan
kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dimana itu
menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Kemampuan mengingat juga
mempengaruhi reaksi emosional. Dan itu menyebabkan anak-anak menjadi reaktif
terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih
muda.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa , yang di awali dengan pubertas. Pada masa ini
terjadi berbagai pekembangan baik secara fisik maupun psychologi. Perkembangan
fisik dapat dikenali secara kasat mata dengan melihat perubahan organ-organ sex
baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan perkembangan psychologikal meliputi
perkembangan kepribadian dan emosional.
2. Perkembangan kepribadian remaja
Secara bertahap, dimulai dengan menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini
di pengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan
diri. Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self
identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan
perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Tindakan untuk
menemukan identitas diri ini karena remja ingin diakui keberadaannya dalam
lingkungannya, sehingga remaja melakukan berbagai cara untuk menunjukan
eksistensinya.
3.
Puncak emosionalitas remaja berpengaruh pada perkembangan
organ seksualnya. Remaja cenderung sensitif dan reaktif, emosi negatif, dan
tempramental ( misalnya,mudah tersinggung, marah atau sedih). Untuk mencapai
kematangan emosionalnya , remaja memerlukan lingkungan yang kondusif, yaitu hubungan
yang harmonis , saling menghargai, dan mempercayai. Kegagalan menyesuaikan diri
dengan lingkungan menyebabkan remaja menjadi agresif atau melarikan diri dari
kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
Alport, Gordon, Personality, a Psychological Interpretation, Constable & Co.
Ltd, London, 1971.
Crow, lester D.&Alice Crow, Educational Psychology, american Book
company, New York, 1958.
HurlockB.Elizabeth, Psikologi perkembangan, Jakarta,
Erlangga.
Koeswara, E, Teori-teori
kepribadian, PT Eresco, Bandung, 1991.
Papalia, D. E. & Olds, S. W.
1998. Human Development. Ed. ke-7. New York. McGraw-Hill.
navigate to these guys silicone sex doll,male sex doll,male sex dolls,sex chair,wholesale sex toys,vibrators,male sex dolls,horse dildo,silicone sex doll additional reading
BalasHapus