Senin, 10 Desember 2012

PERENCANAAN DAN PENYAJIAN PROGRAM RADIO


A.   Program Radio
Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audien. Program radio harus benar dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat      diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audennya.setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi target staasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih.
Pringle- Star-McCavvit (1991), menjelaskan bahwa: The programming of most station is dominetef by one principal content elementor sound, known as format ( program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal format). Dalam kalimat lain dapat dikatakan bahwa format adalah penyajian program dan musikyang memiliki ciri-ciri tertentu stasiun radio. Secara lebih sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran atau format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya.
Setiap progran siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinip-pinsip dasar tentang apa, untuk siapa dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima audien. Ruang lngkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaiman memasarkan siaran itu (marketting).
Untuk sebuah stasin radio baru amat penting untuk mementukan format siaran sebelum memulai kegiatan siaran. Proses penentuan format dimulai dari penentuan visi dan misi yang ingin dicapai, pemahaman tentang pendengar yang dituju melalui riset lmiah untuk mengetahui apa kebutuhan dan bagaimana prilaku sosiologis-psikologis mereka. Dari sisi ditentukan format siaran apa yang relevan beserta implementasinya pada wilaah program dan pemasaran.
Tujan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatu lokasi siaran. Format siaran lahir dan berkembang seiring dengan tuntutan spesialisasi siaran akibat maraknya pendirian stasiun radio. Format siaran dapat ditentkan dari berbagai aspek, misalnya aspek demografi audien seperti kelompok umur, jenis kelamin, profesi, hingga geografi. Berdasarkan pembagian tersebut, maka muncullah stasiun penyiaran berdasrakan kebutuhan kelompok terentu.
Pada suatu stasiun radio terdapaat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa dan tua. Berdasarkan profesi, prilaku atau gaya hidup ada radio berformat: profesional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan dan sebagainya. Menurut Joshep Dominick (2001) format stasiun penyiaran radio ketika diterjamahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu:
1.  Kepribadian (personality) penyar atau reporter
2.  Pilihan musik dan lagu
3.  Pilihan musik dan gaya bertutur (talk); dan
4.  Spot atau kemasan iklan, jinggel dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya.
Dalam sejarah perkembangan radio, terdapat lebih dari  100 format siaran. Terdapat sedikitnya 10 format siaran yang populer, tertua dan melahirkan urunan (derivasi) format siaran selanjutnya. Peringkat format ini sering berfluktuasi seiring makin maraknya bisnis penyiaran radio.
Michael C. Keith (1987)m kemudian menyusun karakteristik empat format siaran utama yang populer di dunia sebagai berikut:
1.  Adult Contaporary (AC)
Untk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, berdaya beli tinggi, menyiarkan musik pop masa kini, softtrock, balada. Menyiarkan berita olahraga, ekonomi, politik. Format ini berkembang pula kedalam format lain seperti Middle of the road, album oriental, rock dan easy listening.
2.  Contemporary Hit Radio (CHR) atau top 40 radio
Untuk ABG dan muda belia berumur antara 12-20 tahun. Format yang peling populer berisi lagu-lagu top 40/top 30 dan tips praktis. Sebelum menjadi CHR awalnya disebut Top 40 radio. CHR merupakan radio yang sering memutar 30 rekaman terkini, bukan album lama, tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan, perpindahan antar lagu sangat cepat.
3.  All News/ All Talk
All Talks terlebih dahulu muncul pada tahun 1960 di Los Angels dengan konsep siaran Talk Show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir kemudian tahun 1964 dimotori oleh Gordon Mclendon di Chicago dengan konsep berita bulein 20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Berita dan bncang ekonomi politik menjadi primadona.
                      Menurut Pringle-Star-McCavvint (1991), seluruh format stasiun radio itu dapat dikelompokkan  kedalam tiga kelomok besar, yaitu:
1.  Format musik
Format musik adalah format yang paling umum digunakan oleh hampir seluruh stasiun radio komersial. Namun demikian menentukan format musik dari stasiun radio dewasa ini menjadi semakin sulit karena fragmentasi jenis musik yang cenderung semakin beragam sehingga beberapa jenis musik cenderung menjadi mirip satu sama lainnya. Hal ini menyebabkan beberapa stasiun radio menggunakan nama format yang tidak umum.
2.  Format informasi
Format informasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu: dominasi berita (all news) dan dominasi perbincangan (all talk atau talk news). Format ketiga adalah kombinasi dari dua format yang pertama yang dinamakan dengan talk news. Format all new, misalnya terdiri atas (berita lokal, regional,nasional, dan internasional), laporan feature, analisis, komentar dan editorial. Target audien format ini adalah pendengar berusia 25 hingga 54 tahun dengan tingkat pendidikan yan baik.
3.  Format khusus
Format khusus (specialty) adalah format yang dikhususkan untuk audiens berdasakan etnis dan agama. Dengan demkian format khusus ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: format etnik dan format agama.
            Pada umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini menyebabkan stasiun radio hampir-hampir tidak pernah melibatkan pihak-pihak luar dalam proses produksinya. Memproduksi program radio memerlikan kemampuan dan ketrampilan sehingga manghasilkan produksi program yang menarik didengar.
B.   Perencanaan dan Penyajian Program Radio
1.    Perencanaan Program Radio
Sebagaimana dikemukakan Pringle Star dan rekannya mengenai perencanaan program bahwa: Program planning involves the develop ment of short-, medium-,and long range plans to permit the station to attain its programing and financial objectives. Ini berarti perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka, pendek, menengah dan jangka panjang yang memungknkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.
Pada stasiun radio perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audiens yang terdapat pada suatu segmen audiens berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan program radio juga mencakup mencari penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya ynag sesuai dengan format yang sudah di pilih stasiun bersangkutan. Perencanaan program biasanya menjadi tanggung jawab menejemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya manajer program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan menejer pemasaran dan juga menejer umum.
Merencanakan dan memilih program merupakan keputusan bersama antara depertemen program dan departemen pemasaran. Kedua bagian ini harus bahu-membahu menyusun strategi program terbaik. Dalam menjalankan tugasnya bagian program harus mampu melakkan peneltian (riset) terhadap selera audien sebelum membeli suatu program.
          Perencanaan  program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kapada pasar audien. Dengan demikian, audien adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Dalam merencanakan suau program siaran ada beberapa hal yang perlu di lakukan, yaitu:
a.   Analisi dan strategi program
     Setrategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu suatu studi terinci mengenai kondisi pasar audien yang dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yang tersedia. Berdasarkan analisis situasi ini, media penyiaranmencoba memahami pasar audien yang mencakup segmentasi audien dan tingkat persaingan yang ada. Analisis situasi ini terdiri dari:
1)  Analisis peluang
Analisis yang cermat terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap program untuk diterima para pendengar. Peluang pasar program adalah wilayah di mana terdapat kecenderungan permintaan terhadap program tertentu yang menguntungkan, suatu stasiun penyiaran biasanya mengidentifikasi peluang pasar dengan cara memerhatikan pasar audien secara cermat dan memadai jika terdapat kecenderungan kenaikan minat dan juga memerhatikan tingkat kompetisi program yang terdapat pada setiap segmen pasar atau audien.
2)  Analisis kompetitif
Dalam mempersiapkan setrategi dan rencana program harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada segmen pasar audien. Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi program dalah meneliti keuntungan kompetitif, yaitu semua hal khusus yang dimliki atau dilakukan stasiun penyiaran yang memeberikannya keunggulan dibandingkan kompetitor.
b.   Bauran program
Media penyiaran sudah barang tentu harus mempertimbangkan  aspek pemasaran ketika merencanakan program siarannya karena program yang di produksi dengan biaya mahal bertujuan agar disukai audien. Salah satu konsep pemasaran penting yang harus dipahami penngelola media penyiaran adalah mengenai bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri atas empat variable penting, yaitu:
1)     Product program, bahwa program adala suatu produk yang ditawarkan kepada audien yang mencakup nama program dan kemasan program.
2)     Price, yaitu harga suatu program yang mencakup biaya produksi program dan biaya yang akan dikenakan kepada pemasang iklan.
3)     Place, yaitu distribusi program yang merupakan proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima audien.
4)     Promotion, yaitu proses bagaimana memeberi tahu audien mengenai adanya suatu program sehingga mereka tertarik untuk mendengarnya.
c.   Membuat perencanaan
Perencanaan siaran secara umum melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu, hingga setahun. Bagian program bertanggung jawab untk mendapatkan program serta menentukan waktu atau jam penyiaran program. Terdapat sejmlah hal yang harus diputuskan dalam perencanaan program yang mencakup dua hal, yaitu: keputusan mengenai target audien dan keputusan mengenai target pendapatan.
Target audien dalam perencanaan program radio difokuskan pada pemilihan format siaran dan program siaran yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan demografi audien. Target pendapatan menurut Peter Pringle dan rekan perencanaan program adalah pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran ntuk mendapatkan programnya dan keuangannya.
Irwin Starr dan Shelly Markoff, menyatak beberapa hal penting yang perlu diperhatikan setiap pengelola media penyiaran ketika membuat perencanaan program, yaitu:
1)    Berfikir seperti pemirsa, pengelola media penyiaran berada dalam bisnis dengan dua klien yang berbeda, yaitu: pemirsa dan pemasang iklan.
2)    Pengelola media penyiaran harus mampu meyakinkan pemasang iklan bahwa medianya sangatlah efektif untuk memasarkan suatu produk.
3)    Pengelola media harus menganggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus menggunakan setiap detik itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa.
4)    Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain untuk mau mendengarkan acara yang disuguhkan.
5)    Pengelola media siaran lokal harus pula berfikir secara lokal.
d.   Tujuan program
Terdapat lima tujuan penyiaran program radio yaitu: mendapatkan sebanyak mungkin audien, target audien tertentu, prestise, penghargaan dan kepentingan publik.
e.   Faktor program
Terdapat beberaapa hal yang harus diperhitungkan sebelum memutuskan untuk memproduksi, akuisisi dan skeduling suatu program. Peter Pringle (1991), mengemukakan beberapa faktor penting sebagai berikut:
1)  Persaingan, hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun saingan.
2)  Ketersediaan audien, audien yang ada atau tersedia pada setiap bagian waktu siaran menjadi faktor menentukan yang harus dipertimbangkan secara cermat dalam pemiliha program dan menentukan waktu program.
3)  Kebiasaan audien, bagian program harus memiliki misi untuk menciptkan (habit) menonton secara rutin dalam mendorong keberhasilan suatu program.
4)  Aliran audien, akan lebih mengtungkan jika stasiun bersangkutan dapat mempertahankan audien yang sudah dimiliki untuk bersedia terus mengikuti setiap program yang dihadirkan.
5)  Keterarikan audien, audien pada mumnya tertarik pada program hiburan, namun stasiun dapat memproduksi program yang sesuai dengan minat atau ketertarikan audien.
6)  Ketertarikan pemasang iklan, penayangan program harus dapat menarik minat pemasang iklan dan audien agar bisa berhasil.
7)  Anggaran, jumlah anggaran yang tersedia untuk produksi dan pembelian program adalah faktor penentu yang penting dalam hal apa yang dapat dihadirkan stasiun penyiaran.
8)  Ketersediaan program, sasiun penyiaran harus memiliki stok program (program invetory).
2.    Penyajian program radio
a.    Berita radio
Berita radio merupakan laporan atas suatuperistiwa atau pendapat penting yang menarik. Siaran berita dibedakan dengan siaran informasi. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Sedangkan siaran informasi tidak selalu bersumber dari fakta lapangan namun tetap dikerjakan menurut kaidah jurnalistik. Salah satu bentuk siaran informasi populer di radio adalah informasi aktual yang diambil dari surat kabar atau internet.
                  Format penyajian berita radio terdiri atas:
1)    Siaran langsung (live report), yaitu reporter mendapatkan fakta atau peristiwa dari lapangan dan pada saat bersamaan melaporkannya dari lokasi.
2)    Siaran tunda, dalam hal ini reporter mendapatkan fakta dari lapangan, kemudian kembali ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu sbelum disiarkan. Informasi yang diperoleh ni dapat dikemas dalam berita langsung (straigh news) atau berita feature.
Tujuan menyajikan acara informasi antara lain menginformasikan materi berita/tips yang belum diketahui pendengar atau memberikan atensi ulang atau penekana atas topic tertentu bagi pendengar yang sudah membaca materi itu di Koran atau media massa lainnya.

b.    Perbincangan Radio
Perbincangan radio (talk show) pada dasarnya adalah kombinasi antara seni bicara atau berbicara dan seni  wawancara. Setiap penyiar radio sudah semestinya adalah seorang yang pandai menyusun kata-kata. Singkatnya seorang penyiar radio haruslah pandai bicara.
           
Tiga bentuk perbincangan yang sangat banyak digunakan stasiun radio adalah:
1)        One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikrovon terpisah di ruang studio yang sama.
2)      Panel discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber.
3)      Call in show,program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topic terlebih dahulu di siapkan oleh penyiar radio. Tidak semuarespons audiens layak disiarkan sehingga perlu petugas penyeleksi telepon masuk sebelum di udarakan.
Perencanaan produksi talk show antara lain meliputi:
·            Penentuan target yang dituju agar topic yang dipilih sesuai dengan kebutuhan pendengar.
·      Menentukan narasumber yang kompeten terhadap topik yang dibahas.
·      Memilih penyiar serta menyiapkan lokasi dan peralatan on air terutama jika siaran langsung dari lapangan.
Dalam pelaksanaan urutan talk show adalah sebagai berikut:
·                     Pembukaan
·                     Diskusi utama
·                     Penutup.
c.    Infotaintment Radio
           Infotaintment merupakan singkatan dari nformation dan entertainment yang berarti suatu kombinasi sajian siaran kombinasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur.
Tiga bentuk infotainment radio yang popular di Indonesia adalah:
1)    Info-entertainment : penyampaian informasi dari dunia hiburan dengan diselingi pemutaran lagu.
2)      Infotaintment : penyampaian informasi, promosi, dan sejenisnya dari dunia hiburan yang topiknya menyatu atau senada dengan lagu-lagu atau musk yang diputar.
3)    Information dan entertaintment : sajian informasi khususnya berita-berita actual dilengkapi perbincangan yang tidak selalu dari khazanah dunia hiburan diselingi pemutaran lagu,iklan dan sebagainya.
d.    Jinggle Radio
                                     Jingle atau radio air promo adlah gabungan music dan kata yang mengidentifikasikan keberadaan sebuah stasiun radio. Tujuannya adalah untuk mempromosikan keberadaan radio baru di tengah masyarakat, memberikan informasi symbol atau identitas terpenting dari bagian radio agar selalu di ingat oleh pendengar.
Ada tiga jenis jingle radio, yaitu:
1.  Jingle untuk stasiun radio (radio expose)
2.  Jingle untuk acara radio (progamme expose)
3.  Jingle untuk penyiar radio (announcer expose).






DAFTAR PUSTAKA

Morissan. Manajemen Media penyiaran strategi mengelola radio dan televisi. Jakarta: kencana prenada media group.2011
Masduki, Menjadi Broadcaser Propesional, Yogyakarta: PT. Lkis Plangi Aksara. 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar