Senin, 10 Desember 2012

PERENCANAAN DAN PENYAJIAN PROGRAM RADIO


A.   Program Radio
Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audien. Program radio harus benar dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat      diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audennya.setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi target staasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih.
Pringle- Star-McCavvit (1991), menjelaskan bahwa: The programming of most station is dominetef by one principal content elementor sound, known as format ( program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal format). Dalam kalimat lain dapat dikatakan bahwa format adalah penyajian program dan musikyang memiliki ciri-ciri tertentu stasiun radio. Secara lebih sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran atau format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya.
Setiap progran siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinip-pinsip dasar tentang apa, untuk siapa dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima audien. Ruang lngkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaiman memasarkan siaran itu (marketting).
Untuk sebuah stasin radio baru amat penting untuk mementukan format siaran sebelum memulai kegiatan siaran. Proses penentuan format dimulai dari penentuan visi dan misi yang ingin dicapai, pemahaman tentang pendengar yang dituju melalui riset lmiah untuk mengetahui apa kebutuhan dan bagaimana prilaku sosiologis-psikologis mereka. Dari sisi ditentukan format siaran apa yang relevan beserta implementasinya pada wilaah program dan pemasaran.
Tujan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatu lokasi siaran. Format siaran lahir dan berkembang seiring dengan tuntutan spesialisasi siaran akibat maraknya pendirian stasiun radio. Format siaran dapat ditentkan dari berbagai aspek, misalnya aspek demografi audien seperti kelompok umur, jenis kelamin, profesi, hingga geografi. Berdasarkan pembagian tersebut, maka muncullah stasiun penyiaran berdasrakan kebutuhan kelompok terentu.
Pada suatu stasiun radio terdapaat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa dan tua. Berdasarkan profesi, prilaku atau gaya hidup ada radio berformat: profesional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan dan sebagainya. Menurut Joshep Dominick (2001) format stasiun penyiaran radio ketika diterjamahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu:
1.  Kepribadian (personality) penyar atau reporter
2.  Pilihan musik dan lagu
3.  Pilihan musik dan gaya bertutur (talk); dan
4.  Spot atau kemasan iklan, jinggel dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya.
Dalam sejarah perkembangan radio, terdapat lebih dari  100 format siaran. Terdapat sedikitnya 10 format siaran yang populer, tertua dan melahirkan urunan (derivasi) format siaran selanjutnya. Peringkat format ini sering berfluktuasi seiring makin maraknya bisnis penyiaran radio.
Michael C. Keith (1987)m kemudian menyusun karakteristik empat format siaran utama yang populer di dunia sebagai berikut:
1.  Adult Contaporary (AC)
Untk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, berdaya beli tinggi, menyiarkan musik pop masa kini, softtrock, balada. Menyiarkan berita olahraga, ekonomi, politik. Format ini berkembang pula kedalam format lain seperti Middle of the road, album oriental, rock dan easy listening.
2.  Contemporary Hit Radio (CHR) atau top 40 radio
Untuk ABG dan muda belia berumur antara 12-20 tahun. Format yang peling populer berisi lagu-lagu top 40/top 30 dan tips praktis. Sebelum menjadi CHR awalnya disebut Top 40 radio. CHR merupakan radio yang sering memutar 30 rekaman terkini, bukan album lama, tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan, perpindahan antar lagu sangat cepat.
3.  All News/ All Talk
All Talks terlebih dahulu muncul pada tahun 1960 di Los Angels dengan konsep siaran Talk Show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir kemudian tahun 1964 dimotori oleh Gordon Mclendon di Chicago dengan konsep berita bulein 20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Berita dan bncang ekonomi politik menjadi primadona.
                      Menurut Pringle-Star-McCavvint (1991), seluruh format stasiun radio itu dapat dikelompokkan  kedalam tiga kelomok besar, yaitu:
1.  Format musik
Format musik adalah format yang paling umum digunakan oleh hampir seluruh stasiun radio komersial. Namun demikian menentukan format musik dari stasiun radio dewasa ini menjadi semakin sulit karena fragmentasi jenis musik yang cenderung semakin beragam sehingga beberapa jenis musik cenderung menjadi mirip satu sama lainnya. Hal ini menyebabkan beberapa stasiun radio menggunakan nama format yang tidak umum.
2.  Format informasi
Format informasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu: dominasi berita (all news) dan dominasi perbincangan (all talk atau talk news). Format ketiga adalah kombinasi dari dua format yang pertama yang dinamakan dengan talk news. Format all new, misalnya terdiri atas (berita lokal, regional,nasional, dan internasional), laporan feature, analisis, komentar dan editorial. Target audien format ini adalah pendengar berusia 25 hingga 54 tahun dengan tingkat pendidikan yan baik.
3.  Format khusus
Format khusus (specialty) adalah format yang dikhususkan untuk audiens berdasakan etnis dan agama. Dengan demkian format khusus ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: format etnik dan format agama.
            Pada umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini menyebabkan stasiun radio hampir-hampir tidak pernah melibatkan pihak-pihak luar dalam proses produksinya. Memproduksi program radio memerlikan kemampuan dan ketrampilan sehingga manghasilkan produksi program yang menarik didengar.
B.   Perencanaan dan Penyajian Program Radio
1.    Perencanaan Program Radio
Sebagaimana dikemukakan Pringle Star dan rekannya mengenai perencanaan program bahwa: Program planning involves the develop ment of short-, medium-,and long range plans to permit the station to attain its programing and financial objectives. Ini berarti perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka, pendek, menengah dan jangka panjang yang memungknkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.
Pada stasiun radio perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audiens yang terdapat pada suatu segmen audiens berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan program radio juga mencakup mencari penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya ynag sesuai dengan format yang sudah di pilih stasiun bersangkutan. Perencanaan program biasanya menjadi tanggung jawab menejemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya manajer program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan menejer pemasaran dan juga menejer umum.
Merencanakan dan memilih program merupakan keputusan bersama antara depertemen program dan departemen pemasaran. Kedua bagian ini harus bahu-membahu menyusun strategi program terbaik. Dalam menjalankan tugasnya bagian program harus mampu melakkan peneltian (riset) terhadap selera audien sebelum membeli suatu program.
          Perencanaan  program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kapada pasar audien. Dengan demikian, audien adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Dalam merencanakan suau program siaran ada beberapa hal yang perlu di lakukan, yaitu:
a.   Analisi dan strategi program
     Setrategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu suatu studi terinci mengenai kondisi pasar audien yang dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yang tersedia. Berdasarkan analisis situasi ini, media penyiaranmencoba memahami pasar audien yang mencakup segmentasi audien dan tingkat persaingan yang ada. Analisis situasi ini terdiri dari:
1)  Analisis peluang
Analisis yang cermat terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap program untuk diterima para pendengar. Peluang pasar program adalah wilayah di mana terdapat kecenderungan permintaan terhadap program tertentu yang menguntungkan, suatu stasiun penyiaran biasanya mengidentifikasi peluang pasar dengan cara memerhatikan pasar audien secara cermat dan memadai jika terdapat kecenderungan kenaikan minat dan juga memerhatikan tingkat kompetisi program yang terdapat pada setiap segmen pasar atau audien.
2)  Analisis kompetitif
Dalam mempersiapkan setrategi dan rencana program harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada segmen pasar audien. Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi program dalah meneliti keuntungan kompetitif, yaitu semua hal khusus yang dimliki atau dilakukan stasiun penyiaran yang memeberikannya keunggulan dibandingkan kompetitor.
b.   Bauran program
Media penyiaran sudah barang tentu harus mempertimbangkan  aspek pemasaran ketika merencanakan program siarannya karena program yang di produksi dengan biaya mahal bertujuan agar disukai audien. Salah satu konsep pemasaran penting yang harus dipahami penngelola media penyiaran adalah mengenai bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri atas empat variable penting, yaitu:
1)     Product program, bahwa program adala suatu produk yang ditawarkan kepada audien yang mencakup nama program dan kemasan program.
2)     Price, yaitu harga suatu program yang mencakup biaya produksi program dan biaya yang akan dikenakan kepada pemasang iklan.
3)     Place, yaitu distribusi program yang merupakan proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima audien.
4)     Promotion, yaitu proses bagaimana memeberi tahu audien mengenai adanya suatu program sehingga mereka tertarik untuk mendengarnya.
c.   Membuat perencanaan
Perencanaan siaran secara umum melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu, hingga setahun. Bagian program bertanggung jawab untk mendapatkan program serta menentukan waktu atau jam penyiaran program. Terdapat sejmlah hal yang harus diputuskan dalam perencanaan program yang mencakup dua hal, yaitu: keputusan mengenai target audien dan keputusan mengenai target pendapatan.
Target audien dalam perencanaan program radio difokuskan pada pemilihan format siaran dan program siaran yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan demografi audien. Target pendapatan menurut Peter Pringle dan rekan perencanaan program adalah pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran ntuk mendapatkan programnya dan keuangannya.
Irwin Starr dan Shelly Markoff, menyatak beberapa hal penting yang perlu diperhatikan setiap pengelola media penyiaran ketika membuat perencanaan program, yaitu:
1)    Berfikir seperti pemirsa, pengelola media penyiaran berada dalam bisnis dengan dua klien yang berbeda, yaitu: pemirsa dan pemasang iklan.
2)    Pengelola media penyiaran harus mampu meyakinkan pemasang iklan bahwa medianya sangatlah efektif untuk memasarkan suatu produk.
3)    Pengelola media harus menganggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus menggunakan setiap detik itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau pemirsa.
4)    Pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain untuk mau mendengarkan acara yang disuguhkan.
5)    Pengelola media siaran lokal harus pula berfikir secara lokal.
d.   Tujuan program
Terdapat lima tujuan penyiaran program radio yaitu: mendapatkan sebanyak mungkin audien, target audien tertentu, prestise, penghargaan dan kepentingan publik.
e.   Faktor program
Terdapat beberaapa hal yang harus diperhitungkan sebelum memutuskan untuk memproduksi, akuisisi dan skeduling suatu program. Peter Pringle (1991), mengemukakan beberapa faktor penting sebagai berikut:
1)  Persaingan, hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun saingan.
2)  Ketersediaan audien, audien yang ada atau tersedia pada setiap bagian waktu siaran menjadi faktor menentukan yang harus dipertimbangkan secara cermat dalam pemiliha program dan menentukan waktu program.
3)  Kebiasaan audien, bagian program harus memiliki misi untuk menciptkan (habit) menonton secara rutin dalam mendorong keberhasilan suatu program.
4)  Aliran audien, akan lebih mengtungkan jika stasiun bersangkutan dapat mempertahankan audien yang sudah dimiliki untuk bersedia terus mengikuti setiap program yang dihadirkan.
5)  Keterarikan audien, audien pada mumnya tertarik pada program hiburan, namun stasiun dapat memproduksi program yang sesuai dengan minat atau ketertarikan audien.
6)  Ketertarikan pemasang iklan, penayangan program harus dapat menarik minat pemasang iklan dan audien agar bisa berhasil.
7)  Anggaran, jumlah anggaran yang tersedia untuk produksi dan pembelian program adalah faktor penentu yang penting dalam hal apa yang dapat dihadirkan stasiun penyiaran.
8)  Ketersediaan program, sasiun penyiaran harus memiliki stok program (program invetory).
2.    Penyajian program radio
a.    Berita radio
Berita radio merupakan laporan atas suatuperistiwa atau pendapat penting yang menarik. Siaran berita dibedakan dengan siaran informasi. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Sedangkan siaran informasi tidak selalu bersumber dari fakta lapangan namun tetap dikerjakan menurut kaidah jurnalistik. Salah satu bentuk siaran informasi populer di radio adalah informasi aktual yang diambil dari surat kabar atau internet.
                  Format penyajian berita radio terdiri atas:
1)    Siaran langsung (live report), yaitu reporter mendapatkan fakta atau peristiwa dari lapangan dan pada saat bersamaan melaporkannya dari lokasi.
2)    Siaran tunda, dalam hal ini reporter mendapatkan fakta dari lapangan, kemudian kembali ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu sbelum disiarkan. Informasi yang diperoleh ni dapat dikemas dalam berita langsung (straigh news) atau berita feature.
Tujuan menyajikan acara informasi antara lain menginformasikan materi berita/tips yang belum diketahui pendengar atau memberikan atensi ulang atau penekana atas topic tertentu bagi pendengar yang sudah membaca materi itu di Koran atau media massa lainnya.

b.    Perbincangan Radio
Perbincangan radio (talk show) pada dasarnya adalah kombinasi antara seni bicara atau berbicara dan seni  wawancara. Setiap penyiar radio sudah semestinya adalah seorang yang pandai menyusun kata-kata. Singkatnya seorang penyiar radio haruslah pandai bicara.
           
Tiga bentuk perbincangan yang sangat banyak digunakan stasiun radio adalah:
1)        One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikrovon terpisah di ruang studio yang sama.
2)      Panel discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber.
3)      Call in show,program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topic terlebih dahulu di siapkan oleh penyiar radio. Tidak semuarespons audiens layak disiarkan sehingga perlu petugas penyeleksi telepon masuk sebelum di udarakan.
Perencanaan produksi talk show antara lain meliputi:
·            Penentuan target yang dituju agar topic yang dipilih sesuai dengan kebutuhan pendengar.
·      Menentukan narasumber yang kompeten terhadap topik yang dibahas.
·      Memilih penyiar serta menyiapkan lokasi dan peralatan on air terutama jika siaran langsung dari lapangan.
Dalam pelaksanaan urutan talk show adalah sebagai berikut:
·                     Pembukaan
·                     Diskusi utama
·                     Penutup.
c.    Infotaintment Radio
           Infotaintment merupakan singkatan dari nformation dan entertainment yang berarti suatu kombinasi sajian siaran kombinasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur.
Tiga bentuk infotainment radio yang popular di Indonesia adalah:
1)    Info-entertainment : penyampaian informasi dari dunia hiburan dengan diselingi pemutaran lagu.
2)      Infotaintment : penyampaian informasi, promosi, dan sejenisnya dari dunia hiburan yang topiknya menyatu atau senada dengan lagu-lagu atau musk yang diputar.
3)    Information dan entertaintment : sajian informasi khususnya berita-berita actual dilengkapi perbincangan yang tidak selalu dari khazanah dunia hiburan diselingi pemutaran lagu,iklan dan sebagainya.
d.    Jinggle Radio
                                     Jingle atau radio air promo adlah gabungan music dan kata yang mengidentifikasikan keberadaan sebuah stasiun radio. Tujuannya adalah untuk mempromosikan keberadaan radio baru di tengah masyarakat, memberikan informasi symbol atau identitas terpenting dari bagian radio agar selalu di ingat oleh pendengar.
Ada tiga jenis jingle radio, yaitu:
1.  Jingle untuk stasiun radio (radio expose)
2.  Jingle untuk acara radio (progamme expose)
3.  Jingle untuk penyiar radio (announcer expose).






DAFTAR PUSTAKA

Morissan. Manajemen Media penyiaran strategi mengelola radio dan televisi. Jakarta: kencana prenada media group.2011
Masduki, Menjadi Broadcaser Propesional, Yogyakarta: PT. Lkis Plangi Aksara. 2005.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN EMOSIONAL REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Remaja mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menuju dewasa. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Pada masa ini status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.
Masa remaja termasuk masa penentuan, karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Perubahan fisik pada masa remaja juga disertai dengan perubahan psikologi yang disebabkan adanya pengaruh hormone. Pertambahan hormon dari kelenjar adrenalin akan membuat remaja cenderung membangkang dan memiliki sifat memberontak. Sementara itu, perubahan psikologi yang dialami remaja pada masa pubertas meliputi perkembangan kepribadian dan emosional. Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Pada masa ini kepribadian dan emosi anak mulai tumbuh dan berkembang sehingga timbul kepercayaan diri dan mulai menemukan jati dirinya. Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan emosi ini erat kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjadi pada remaja. Stres emosional yang timbul berasal dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.
Emosi remaja berada dalam situasi sturm und drung sebab belum stabil dan mencapai kematangan pribadi secara dewasa. Menurut Gesell, dkk, remaja 14 tahun seringkali mudah marah, mudah dirangsang, emosinya cenderung meledak, dan tidak berusaha mengendalikan perasaannya (Hurlock, 1993) karena emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pada perilaku yang realistis. Remaja merupakan masa kritis bagi pembentukan kepribadian. Remaja yang sedang dalam masa pancaroba ini apabila tidak mendapat bimbingan serta suasana lingkungan yang baik dapat menjurus pada berbagai kelainan tingkah laku, kenakalan, bahkan sampai melibatkan diri pada tindak kejahatan.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan remaja?
2.      Bagaimana proses perkembangan keprbadian dan emosional remaja?
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Remaja
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Remaja mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menuju dewasa. Dari sinilah terjadi peralihan dari ketergantungan menjadi lebih mandiri. Masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa , yang di awali dengan pubertas. pada masa ini terjadi perubahan fisik,sosial , maupun emosional . Remaja ( adolesence ) berasal daribahasa Latin yang berarti tumbuh ke arah yang lebih matang (Muss, 1968)
Secara umum, kriteria remaja dikelompokan menjadi 3 golongan yaitu:
1. Remaja awal : usia 10 - 14 tahun
2. Remaja madya : usia 15 - 18 tahun
3. Remaja akhir : usia 19 - 24 tahun
Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar. Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukantindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi olehtekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991). Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993;Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dansikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus,dan sebagainya (Conger, 1991).
 Karakteristik Perkembangan remaja, meliputi:
1.      Perkembangan Fisik
Perkembangan Fisik di tandai dengan pertumbuhan fisik yang sangat pesat. perkembangan seksualitas berupa munculnya tanda-tanda seksual primer dan sekunder.
a. Tanda seks primer. menunjukan matangnya organ seksual.
pada pria di tandai dengan mimpi basah (nocturale emission), sedangkan pada wanita dengan menarch (haid pertama).
b. Tanda seks sekunder.
Tanda-tanda tersebut adalah
Perempuan
·                 Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak
·                 Payudara membesar
·                 Ukuran pinggul bertambah besar
·                 Kelenjar sebasea semakin aktif sehingga munculnya jerawat
Pria
·                 Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak
·                 Terjadi perubahan suara
·                 Tumbuhnya kumis dan jakun
·                 Kelenjar sebasea semakin aktif sehingga munculnya jerawat
·                 Otot tubuh, kaki, dan tangan membesar
2.      Perkembangan Kognitif:
Remaja mampu berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Misalnya, gagasan tentang sistem keadilan. Pada anak, sistem keadilan cenderung dikaitkan dengan polisi atau hakim, sedangkan pada remaja, sistem keadilam merupakan suatu aspek kepedulian terhadap hak-hak warga masyarakat.
3.      Perkembangan emosi:
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja.
4.      Perkembangan Sosial:
Remaja mulai memiliki social cognition,yaitu kemampuan untuk mengenal orang lain, serta conformitiy yaitu kecendrungan untuk mengikuti opini, pendapat, nilai, dan hobi orang lain (teman sebaya)
5.      Perkembangan Moral:
Remaja sudah lebih matang di banding anak-anak mengenai nilai moral/ konsep-konsep moralitas (mis, kejujuran, keadilan,kesopanan, dan kedisiplinan).
6.      Perkembangan Kepribadian:
Secara bertahap, remaja mulai menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini di pengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri.
B.     Perkembangan Kepribadian dan Emosional Remaja
1.      Perkembangan Kepribadian Remaja
Apakah kepribadian itu? Siapa yang beum pernah menyadari bagaimana sulitnya menerangkan kata-kata, seperti cinta, tabiat dan kebahagiaan? Kata kepribadian (personality) sesungguhnya berasal dari bahasa latin persona, kata persona ini menunjuk pada topeng biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman romawi dalam memainkan peranan-peranannya. Kata personality berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu tersebut diharapkan beringkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya (Koswara, 1991:10)
Newcomb (1950: 344-345), yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi dari sikap-sikap (predisposisions), yang dimilki seseorang sebagi latar belakang terhadap prikelakuan. Kepribadian menunjuk pada organisasi dari sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berfikir dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.
Definisi determatik menganggap kepribadian sebagai keadadan internal individu, sebagai organisasi proses dan struktur dalam diri seseorang: “kepribadian adalah apa yang menentukan perilaku dalam situasi yang ditetapkan dan dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan” (Cattel, 1965:27). Atau, seperti yang dikemukakan Allport, “Kepribadian terletak dibalik tindakan tertentu dan dalam individu; dan sistem yang menyusun kepribadian dalam segala hal dalah kecenderungan yang menentukan” (Allport,1971).
Menurut Erikson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian idetitas diri. Secara bertahap, remaja mulai menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini di pengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri. Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.

2.      Perkembangan Emosional Remaja
Menurut English and English emosi adalah “ A complex feeling state accompanied by characteristic motor and glandular activities “, yaitu suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris. Menurut Crow & Crow (1958) pengertian emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.
Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi, diantaranya terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya. Fase pubertas ini berkisar dari usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 16 tahun (Hurlock, 1992) dan setiap individu memiliki variasi tersendiri. Masa pubertas sendiri berada tumpang tindih antara masa anak dan masa remaja, sehingga kesulitan pada masa tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami kesulitan menghadapi fase-fase perkembangan selanjutnya. Pada fase itu remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak baik pada bentuk fisik (terutama organ-organ seksual) dan psikis terutama emosi.          
Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya.
Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif  yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif.
Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun
ü Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
ü Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
ü Kemarahan biasa terjadi
ü Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri.
ü Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif

Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
ü “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa
ü Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
ü Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka

Sejumlah penelitian tentang emosi remaja menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dimana itu menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Kemampuan mengingat juga mempengaruhi reaksi emosional. Dan itu menyebabkan anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa , yang di awali dengan pubertas. Pada masa ini terjadi berbagai pekembangan baik secara fisik maupun psychologi. Perkembangan fisik dapat dikenali secara kasat mata dengan melihat perubahan organ-organ sex baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan perkembangan psychologikal meliputi perkembangan kepribadian dan emosional.
2.      Perkembangan kepribadian remaja Secara bertahap, dimulai dengan menemukan identitas atau jati dirinya. Hal ini di pengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang untuk mengembangkan diri. Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Tindakan untuk menemukan identitas diri ini karena remja ingin diakui keberadaannya dalam lingkungannya, sehingga remaja melakukan berbagai cara untuk menunjukan eksistensinya.
3.      Puncak emosionalitas remaja berpengaruh pada perkembangan organ seksualnya. Remaja cenderung sensitif dan reaktif, emosi negatif, dan tempramental ( misalnya,mudah tersinggung, marah atau sedih). Untuk mencapai kematangan emosionalnya , remaja memerlukan lingkungan yang kondusif, yaitu hubungan yang harmonis , saling menghargai, dan mempercayai. Kegagalan menyesuaikan diri dengan lingkungan menyebabkan remaja menjadi agresif atau melarikan diri dari kenyataan.




DAFTAR PUSTAKA

Alport, Gordon, Personality, a Psychological Interpretation, Constable & Co. Ltd, London, 1971.
Crow, lester D.&Alice Crow, Educational Psychology, american Book company, New York, 1958.
HurlockB.Elizabeth, Psikologi perkembangan, Jakarta, Erlangga.
Koeswara, E, Teori-teori kepribadian, PT Eresco, Bandung, 1991.
Papalia, D. E. & Olds, S. W. 1998. Human Development. Ed. ke-7. New York. McGraw-Hill.