A.
Program
Radio
Tingkat
persaingan stasiun radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam merebut
perhatian audien. Program radio harus benar dikemas sedemikian rupa agar
menarik perhatian dan dapat diikuti
sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan
pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audennya.setiap produksi program
harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi target staasiun radio. Hal ini
pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih.
Pringle-
Star-McCavvit (1991), menjelaskan bahwa: The programming of most station is
dominetef by one principal content elementor sound, known as format ( program
sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang
utama yang dikenal format). Dalam kalimat lain dapat dikatakan bahwa format
adalah penyajian program dan musikyang memiliki ciri-ciri tertentu stasiun
radio. Secara lebih sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran atau
format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio
untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya.
Setiap
progran siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin
banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Format siaran
diwujudkan dalam bentuk prinip-pinsip dasar tentang apa, untuk siapa dan
bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima audien. Ruang
lngkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaiman
memasarkan siaran itu (marketting).
Untuk
sebuah stasin radio baru amat penting untuk mementukan format siaran sebelum
memulai kegiatan siaran. Proses penentuan format dimulai dari penentuan visi
dan misi yang ingin dicapai, pemahaman tentang pendengar yang dituju melalui
riset lmiah untuk mengetahui apa kebutuhan dan bagaimana prilaku sosiologis-psikologis
mereka. Dari sisi ditentukan format siaran apa yang relevan beserta
implementasinya pada wilaah program dan pemasaran.
Tujan
penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik
dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatu lokasi siaran.
Format siaran lahir dan berkembang seiring dengan tuntutan spesialisasi siaran
akibat maraknya pendirian stasiun radio. Format siaran dapat ditentkan dari
berbagai aspek, misalnya aspek demografi audien seperti kelompok umur, jenis
kelamin, profesi, hingga geografi. Berdasarkan pembagian tersebut, maka
muncullah stasiun penyiaran berdasrakan kebutuhan kelompok terentu.
Pada
suatu stasiun radio terdapaat beberapa format, misalnya radio anak-anak,
remaja, muda, dewasa dan tua. Berdasarkan profesi, prilaku atau gaya hidup ada
radio berformat: profesional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan
dan sebagainya. Menurut Joshep Dominick (2001) format stasiun penyiaran radio
ketika diterjamahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah,
yaitu:
1. Kepribadian
(personality) penyar atau reporter
2. Pilihan
musik dan lagu
3. Pilihan
musik dan gaya bertutur (talk); dan
4. Spot
atau kemasan iklan, jinggel dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya.
Dalam
sejarah perkembangan radio, terdapat lebih dari
100 format siaran. Terdapat sedikitnya 10 format siaran yang populer,
tertua dan melahirkan urunan (derivasi) format siaran selanjutnya. Peringkat
format ini sering berfluktuasi seiring makin maraknya bisnis penyiaran radio.
Michael C. Keith (1987)m kemudian menyusun
karakteristik empat format siaran utama yang populer di dunia sebagai berikut:
1. Adult
Contaporary (AC)
Untk kaum muda dan dewasa
dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, berdaya beli tinggi,
menyiarkan musik pop masa kini, softtrock, balada. Menyiarkan berita olahraga,
ekonomi, politik. Format ini berkembang pula kedalam format lain seperti Middle
of the road, album oriental, rock dan easy listening.
2. Contemporary
Hit Radio (CHR) atau top 40 radio
Untuk ABG dan muda belia
berumur antara 12-20 tahun. Format yang peling populer berisi lagu-lagu top
40/top 30 dan tips praktis. Sebelum menjadi CHR awalnya disebut Top 40 radio.
CHR merupakan radio yang sering memutar 30 rekaman terkini, bukan album lama,
tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan, perpindahan antar
lagu sangat cepat.
3. All
News/ All Talk
All Talks terlebih dahulu
muncul pada tahun 1960 di Los Angels dengan konsep siaran Talk Show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir kemudian
tahun 1964 dimotori oleh Gordon Mclendon di Chicago dengan konsep berita bulein
20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda
dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Berita dan bncang ekonomi
politik menjadi primadona.
Menurut
Pringle-Star-McCavvint (1991), seluruh format stasiun radio itu dapat
dikelompokkan kedalam tiga kelomok
besar, yaitu:
1. Format
musik
Format
musik adalah format yang paling umum digunakan oleh hampir seluruh stasiun
radio komersial. Namun demikian menentukan format musik dari stasiun radio
dewasa ini menjadi semakin sulit karena fragmentasi jenis musik yang cenderung
semakin beragam sehingga beberapa jenis musik cenderung menjadi mirip satu sama
lainnya. Hal ini menyebabkan beberapa stasiun radio menggunakan nama format
yang tidak umum.
2. Format
informasi
Format
informasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu: dominasi berita (all news) dan dominasi perbincangan (all talk atau talk news). Format ketiga
adalah kombinasi dari dua format yang pertama yang dinamakan dengan talk news. Format all new, misalnya
terdiri atas (berita lokal, regional,nasional, dan internasional), laporan
feature, analisis, komentar dan editorial. Target audien format ini adalah
pendengar berusia 25 hingga 54 tahun dengan tingkat pendidikan yan baik.
3. Format
khusus
Format
khusus (specialty) adalah format yang
dikhususkan untuk audiens berdasakan etnis dan agama. Dengan demkian format
khusus ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: format etnik dan format agama.
Pada umumnya stasiun radio
memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini menyebabkan stasiun radio
hampir-hampir tidak pernah melibatkan pihak-pihak luar dalam proses
produksinya. Memproduksi program radio memerlikan kemampuan dan ketrampilan
sehingga manghasilkan produksi program yang menarik didengar.
B.
Perencanaan
dan Penyajian Program Radio
1.
Perencanaan
Program Radio
Sebagaimana
dikemukakan Pringle Star dan rekannya mengenai perencanaan program bahwa: Program planning involves the develop ment
of short-, medium-,and long range plans to permit the station to attain its
programing and financial objectives. Ini berarti perencanaan program
mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka, pendek, menengah dan jangka
panjang yang memungknkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan
tujuan keuangannya.
Pada
stasiun radio perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi program
yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audiens yang terdapat pada suatu
segmen audiens berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan program radio juga
mencakup mencari penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya ynag sesuai dengan
format yang sudah di pilih stasiun bersangkutan. Perencanaan program biasanya
menjadi tanggung jawab menejemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya
manajer program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan menejer pemasaran
dan juga menejer umum.
Merencanakan
dan memilih program merupakan keputusan bersama antara depertemen program dan
departemen pemasaran. Kedua bagian ini harus bahu-membahu menyusun strategi program
terbaik. Dalam menjalankan tugasnya bagian program harus mampu melakkan
peneltian (riset) terhadap selera audien sebelum membeli suatu program.
Perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi
atau membeli program yang akan ditawarkan kapada pasar audien. Dengan demikian,
audien adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus
terlebih dahulu memiliki rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai
panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Dalam merencanakan suau
program siaran ada beberapa hal yang perlu di lakukan, yaitu:
a. Analisi
dan strategi program
Setrategi pemasaran ditentukan berdasarkan
analisis situasi, yaitu suatu studi terinci mengenai kondisi pasar audien yang
dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yang tersedia. Berdasarkan
analisis situasi ini, media penyiaranmencoba memahami pasar audien yang
mencakup segmentasi audien dan tingkat persaingan yang ada. Analisis situasi
ini terdiri dari:
1)
Analisis peluang
Analisis yang cermat
terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap program untuk
diterima para pendengar. Peluang pasar program adalah wilayah di mana terdapat
kecenderungan permintaan terhadap program tertentu yang menguntungkan, suatu
stasiun penyiaran biasanya mengidentifikasi peluang pasar dengan cara
memerhatikan pasar audien secara cermat dan memadai jika terdapat kecenderungan
kenaikan minat dan juga memerhatikan tingkat kompetisi program yang terdapat
pada setiap segmen pasar atau audien.
2) Analisis
kompetitif
Dalam mempersiapkan
setrategi dan rencana program harus melakukan analisis secara cermat terhadap
persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada segmen pasar
audien. Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi program dalah
meneliti keuntungan kompetitif, yaitu semua hal khusus yang dimliki atau
dilakukan stasiun penyiaran yang memeberikannya keunggulan dibandingkan
kompetitor.
b. Bauran
program
Media
penyiaran sudah barang tentu harus mempertimbangkan aspek pemasaran ketika merencanakan program
siarannya karena program yang di produksi dengan biaya mahal bertujuan agar
disukai audien. Salah satu konsep pemasaran penting yang harus dipahami
penngelola media penyiaran adalah mengenai bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri atas empat variable penting, yaitu:
1) Product
program, bahwa program adala suatu produk yang ditawarkan kepada audien yang
mencakup nama program dan kemasan program.
2) Price,
yaitu harga suatu program yang mencakup biaya produksi program dan biaya yang
akan dikenakan kepada pemasang iklan.
3) Place,
yaitu distribusi program yang merupakan proses pengiriman program dari
transmisi hingga diterima audien.
4) Promotion,
yaitu proses bagaimana memeberi tahu audien mengenai adanya suatu program
sehingga mereka tertarik untuk mendengarnya.
c. Membuat
perencanaan
Perencanaan
siaran secara umum melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi
waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu, hingga setahun. Bagian program
bertanggung jawab untk mendapatkan program serta menentukan waktu atau jam
penyiaran program. Terdapat sejmlah hal yang harus diputuskan dalam perencanaan
program yang mencakup dua hal, yaitu: keputusan mengenai target audien dan
keputusan mengenai target pendapatan.
Target
audien dalam perencanaan program radio difokuskan pada pemilihan format siaran
dan program siaran yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan demografi audien.
Target pendapatan menurut Peter Pringle dan rekan perencanaan program adalah
pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang yang memungkinkan stasiun
penyiaran ntuk mendapatkan programnya dan keuangannya.
Irwin
Starr dan Shelly Markoff, menyatak beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
setiap pengelola media penyiaran ketika membuat perencanaan program, yaitu:
1) Berfikir
seperti pemirsa, pengelola media penyiaran berada dalam bisnis dengan dua klien
yang berbeda, yaitu: pemirsa dan pemasang iklan.
2) Pengelola
media penyiaran harus mampu meyakinkan pemasang iklan bahwa medianya sangatlah
efektif untuk memasarkan suatu produk.
3) Pengelola
media harus menganggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus
menggunakan setiap detik itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau
pemirsa.
4) Pengelola
media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain untuk mau
mendengarkan acara yang disuguhkan.
5) Pengelola
media siaran lokal harus pula berfikir secara lokal.
d. Tujuan
program
Terdapat
lima tujuan penyiaran program radio yaitu: mendapatkan sebanyak mungkin audien,
target audien tertentu, prestise, penghargaan dan kepentingan publik.
e. Faktor
program
Terdapat
beberaapa hal yang harus diperhitungkan sebelum memutuskan untuk memproduksi,
akuisisi dan skeduling suatu program. Peter Pringle (1991), mengemukakan
beberapa faktor penting sebagai berikut:
1) Persaingan,
hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan stasiun saingan.
2) Ketersediaan
audien, audien yang ada atau tersedia pada setiap bagian waktu siaran menjadi
faktor menentukan yang harus dipertimbangkan secara cermat dalam pemiliha
program dan menentukan waktu program.
3) Kebiasaan
audien, bagian program harus memiliki misi untuk menciptkan (habit) menonton secara rutin dalam
mendorong keberhasilan suatu program.
4) Aliran
audien, akan lebih mengtungkan jika stasiun bersangkutan dapat mempertahankan
audien yang sudah dimiliki untuk bersedia terus mengikuti setiap program yang
dihadirkan.
5) Keterarikan
audien, audien pada mumnya tertarik pada program hiburan, namun stasiun dapat
memproduksi program yang sesuai dengan minat atau ketertarikan audien.
6) Ketertarikan
pemasang iklan, penayangan program harus dapat menarik minat pemasang iklan dan
audien agar bisa berhasil.
7) Anggaran,
jumlah anggaran yang tersedia untuk produksi dan pembelian program adalah
faktor penentu yang penting dalam hal apa yang dapat dihadirkan stasiun
penyiaran.
8) Ketersediaan
program, sasiun penyiaran harus memiliki stok program (program invetory).
2.
Penyajian
program radio
a. Berita
radio
Berita
radio merupakan laporan atas suatuperistiwa atau pendapat penting yang menarik.
Siaran berita dibedakan dengan siaran informasi. Siaran berita adalah sajian
fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Sedangkan siaran
informasi tidak selalu bersumber dari fakta lapangan namun tetap dikerjakan
menurut kaidah jurnalistik. Salah satu bentuk siaran informasi populer di radio
adalah informasi aktual yang diambil dari surat kabar atau internet.
Format penyajian berita radio terdiri atas:
1) Siaran
langsung (live report), yaitu
reporter mendapatkan fakta atau peristiwa dari lapangan dan pada saat bersamaan
melaporkannya dari lokasi.
2) Siaran
tunda, dalam hal ini reporter mendapatkan fakta dari lapangan, kemudian kembali
ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu sbelum disiarkan. Informasi yang
diperoleh ni dapat dikemas dalam berita langsung (straigh news) atau berita feature.
Tujuan
menyajikan acara informasi antara lain menginformasikan materi berita/tips yang
belum diketahui pendengar atau memberikan atensi ulang atau penekana atas topic
tertentu bagi pendengar yang sudah membaca materi itu di Koran atau media massa
lainnya.
b. Perbincangan
Radio
Perbincangan radio (talk show) pada dasarnya
adalah kombinasi antara seni bicara atau berbicara dan seni wawancara. Setiap penyiar radio sudah
semestinya adalah seorang yang pandai menyusun kata-kata. Singkatnya seorang
penyiar radio haruslah pandai bicara.
Tiga bentuk perbincangan yang sangat banyak
digunakan stasiun radio adalah:
1)
One-on-one-show, yaitu
bentuk perbincangan saat penyiar dan narasumber mendiskusikan suatu topik
dengan dua posisi mikrovon terpisah di ruang studio yang sama.
2) Panel
discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber.
3) Call
in show,program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar.
Topic terlebih dahulu di siapkan oleh penyiar radio. Tidak semuarespons audiens
layak disiarkan sehingga perlu petugas penyeleksi telepon masuk sebelum di
udarakan.
Perencanaan
produksi talk show antara lain meliputi:
·
Penentuan target yang dituju
agar topic yang dipilih sesuai dengan kebutuhan pendengar.
· Menentukan
narasumber yang kompeten terhadap topik yang dibahas.
·
Memilih penyiar serta
menyiapkan lokasi dan peralatan on air terutama jika siaran langsung dari
lapangan.
Dalam pelaksanaan urutan talk show adalah
sebagai berikut:
·
Pembukaan
·
Diskusi utama
·
Penutup.
c. Infotaintment
Radio
Infotaintment merupakan singkatan dari
nformation dan entertainment yang berarti suatu kombinasi sajian siaran
kombinasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur.
Tiga
bentuk infotainment radio yang popular di Indonesia adalah:
1) Info-entertainment
: penyampaian informasi dari dunia hiburan dengan diselingi pemutaran lagu.
2) Infotaintment
: penyampaian informasi, promosi, dan sejenisnya dari dunia hiburan yang
topiknya menyatu atau senada dengan lagu-lagu atau musk yang diputar.
3) Information
dan entertaintment : sajian informasi khususnya berita-berita actual dilengkapi
perbincangan yang tidak selalu dari khazanah dunia hiburan diselingi pemutaran
lagu,iklan dan sebagainya.
d. Jinggle
Radio
Jingle atau radio air promo adlah
gabungan music dan kata yang mengidentifikasikan keberadaan sebuah stasiun
radio. Tujuannya adalah untuk mempromosikan keberadaan radio baru di tengah
masyarakat, memberikan informasi symbol atau identitas terpenting dari bagian
radio agar selalu di ingat oleh pendengar.
Ada
tiga jenis jingle radio, yaitu:
1. Jingle
untuk stasiun radio (radio expose)
2. Jingle
untuk acara radio (progamme expose)
3. Jingle
untuk penyiar radio (announcer expose).
DAFTAR PUSTAKA
Morissan.
Manajemen Media penyiaran strategi
mengelola radio dan televisi. Jakarta: kencana prenada media group.2011
Masduki, Menjadi Broadcaser
Propesional, Yogyakarta: PT. Lkis Plangi Aksara. 2005.